Jakarta: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
meminta TNI bersinergi dengan Polri untuk menghadapi gangguan keamanan
dan ketertiban masyarakat berupa kelompok teroris, benturan fisik antar
masyarkat, maupun kelompok kecil separatis yang masih melaksanakan
aksinya di Provinsi Papua. Lakukan langkah pencegahan dan penindakan
yang efektif.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan hal ini dalam amanatnya
pada upacara peringatan HUT ke-66 TNI di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta
Timur, Rabu (5/10) pagi
"Aksi teroris, benturan fisik di masyarakat dan gerakan bersenjata kaum
separatis tentu harus kita cegah dan hentikan. Meskipun masalah keamanan
dan ketertiban masyarakat menjadi tanggung jawab kepolisian negara,
namun TNI harus ikut serta dalam mencegah timbulnya aksi terorisme yang
membahayakan rakyat tidak berdosa serta gerakan separatis bersenjata
yang mengancam kedaulatan negara," kata Presiden SBY.
Presiden ingin memastikan hukum berdiri tegak di negeri ini. Aparat
keamanan dan penegak hukum harus bisa melindungi dan mengayomi rakyat.
"Tidak boleh ada sekelompok orang atau sekelompok massa yang dibiarkan
mengancam kedaulatan dan keselamatan negara," SBY menegaskan. "Tidak
bleh pula membiarkan rakyat tidak berdosa menjadi korban ancaman
terorisme," SBY menambahkan.
Aparat keamanan diminta melakukan langkah-langkah pencegahan dan
penindakan yang efektif. "Pastikan agar tindakan teroris tidak mudah
terjadi, pastikan pula agar aparat intelijen dapat melakukan deteksi
dini sehingga aksi-aksi kelompok teroris dapat dicegah dan digagalkan.
Negara tidak boleh kalah dan harus menang melawan terorisme," Kepala
Negara menandaskan. (dit)
Sumber: presidenri.go.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar