Rabu, 14 Desember 2011

Bakar diri karena ada yang salah di negeri ini

Warga melintas dekat makam aktivis Sondang Hutagalung di TPU Pondok Kelapa, Jakarta, Senin (12/12). Sondang meninggal dunia akibat luka bakar usai aksi bakar diri di depan Istana Negara 7 Desember 2011. (FOTO ANTARA/M Agung Rajasa)
Bengkulu  - Aksi bakar diri mahasiswa aktivis, Sondang Hutagalung, menurut dosen ilmu politik Universitas Bengkulu, Lamhir Syam Sinaga, bentuk ketidaksabaran menanti perubahan yang tidak kunjung datang. Ada yang salah di negeri ini sehingga ada anak bangsanya yang rela mati membakar diri.

"Gejala tersebut muncul karena anomali atau ketidakjelasan terhadap kondisi kekinian akibatnya menimbulkan demoralisasi, frustrasi dan stress, dengan terlalu lamanya masa ketidakpastian akhirnya muncul ketidaksabaran," kata Sinaga, di Bengkulu, Rabu.

Pemerintah harus bertindak lebih tegas dan tidak membingungkan rakyat. "Tegakkan keadilan, hukum koruptor seberat mungkin. Jangan membuat persoalan menjadi ranah debat kusir karena kondisi tersebut semakin membuat suasana tak menentu," katanya.

Menurut dia, banyak persoalan keadilan tidak kunjung selesai di bangsa ini. Kondisi itulah semakin membuat frustrasi rakyat khususnya pemuda yang jiwanya masih murni dipenuhi idealisme dan nilai-nilai lugas serta kejujuran.

Menurut dia, demoralisasi mengakibatkan dua gejala frustrasi yakni frustrasi kepada orang lain seperti aksi teror, merusak, atau merugikan orang lain, selanjutnya frustrasi yang ditujukan pada diri sendiri.

Frustrasi yang ditujukan pada diri sendiri itu seperti menyendiri pun menjauh dari hiruk pikuk dunia atau seperti yang dilakukan Hutagalung dengan membakar diri.

"Secara pribadi saya merasa prihatin dan turut berduka cita. Hutagalung tidak sia-sia, dapat digunakan sebagai rujukan bangsa ini untuk mengevaluasi diri. Ada yang salah pada bangsa ini," katanya. (ANT)

Sumber kutipan: antara.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar